Jumat, 08 Juni 2012

RPP

         RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                        (RPP)


A.    STANDAR KOMPETENSI
        Menulis: menggungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola deduktif dan induktif.

B.    KOMPETENSI DASAR
        Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif

C.    INDIKATOR
   1. Kognitif
         a. proses
             Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
             Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
             Menemukan paragraf induktif dan deduktif
         b. Produk
             Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
             Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
             Menentukan paragraf induktif dan deduktif
         c. Psikomotor
             Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif
             Afektif
         d. Karakter
             tanggung jawab
             kritis
             disiplin
         e. Keterampilan sosial
             Berbahasa santun dan komunikatif
             Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
             Membantu teman yang mengalami kesulitan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Kognitif
     a. Proses
         Setelah membaca dan memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
  1  Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
  2  Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
  3  Menemukan paragraf induktif dan deduktif
     b. Produk
Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
   1  Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
   2  Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
   3  Menentukan paragraf induktif dan deduktif

 Psikomotor

Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat
   1 Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif 
   2 Afektif
   3 Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap
  1  tanggung jawab
  2  kritis
  3  disiplin

Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi
  1  Berbahasa santun dan komunikatif
  2  Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
  3  Membantu teman yang mengalami kesulitan



 E.   MATERI PEMBELAJARAN
   1 Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
   2 Kalimat utama dan kalimat penjelas
   3 Perbedaan deduktif dan induktif

 F.   MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
  1  Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual
  2  Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe STAD
  3  Metode: tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja

G.   BAHAN DAN MEDIA
   1 Wacana tulis (artikel)
   2 LKS
   3 Kertas HVS
   4 ALAT
   5 Spidol
   6 Format evaluasi
   7 Pedoman penilaian dan penskoran




  SKENARIO PEMBELAJARAN

No
Kegiatan
Penilaian Pengamat
1
2
3
4
PERTEMUAN I
A1
Kegiatan awal (10 menit)
  •  pecingan mula-mula menayakan  kesiapan siswa lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang paragraf
  • pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang jenis paragraf berdasarkan letak jenis paragraf utamanya kemudian akhiri dengan pengarahan.





B1
Kegiatan inti (55 menit)
  guru mebagi siswa menjadi beberapa kelompokkemudian memberikan pemahaman kepada siswa mengenai paragraf deduktif dan induktif serta perbedaan antara kalimat utama dan kalimat penjelas




C1
Kegiatan akhir (10 menit)
    Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan;   Siswa  diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
    Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel di media masa yang akan mereka identifikasi paragraf deduktif dan induktif 







 Satuan Pendidikan    : SMA
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester    : XI/I
Standar Kompetensi    : Membaca
Kompetensi Dasar      : Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan           membaca intensif

LEMBAR PEGANGAN GURU
 (LPG)
Pengertian Paragraf
Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping“) adalah Unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas atau gagasan penjelas. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Syarat sebuah paragraf di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
    Kalimat utama
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
    Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini terbagi atas 4 yakni :
    Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.

Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.

    Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
    Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
    Paragraf Tersebar
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.



DAFTAR PUSTAKA
Irawan, yudi (dkk). 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan



               
LEMBAR PENILAIAN
LP 1 : KOGNITIF PROSES
Pedoman Penskoran LKS 1
NoKomponenDeskriptorSkorBobotSkor X Bobot Catatan
1Menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam  paragraf a.Dapat menentukan kalimat utama  dan kalimat penjelas pada semua paragraf
b.Hanya dapat menentukan kalimat utama  dan  kalimat penjelas pada beberapa  paragraf .
c.Tidak dapat menentukan  kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf.   
2


1


0
5

2Menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif a.Dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraf
b.Hanya dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada beberapa  paragraf .
c.Tidak dapat menentukan  paragraf yang berpola deduktif dan induktif  pada semua paragraf
2


1

0
5


Jumlah              
Catatan :  0 = Sangat kurang  1  = kurang   2 = baik 
Cara Pemberian Nilai
Rumus :
nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100


NoKomponenDeskriptorSkorBobotSkor X Bobot
1     Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif

a.Dapat menjelaskan dengan sangat jelas dengan bahasa yang efektif dan santun.
b.Dapat menjelaskan, namun dengan terbata-bata.
c.Tidak dapat menjelaskan apa-apa.   




3

2

0
5
Jumlah             
Catatan :  0 = Sangat kurang 2 = cukup baik  3 = baik
Cara Pemberian Nilai
Rumus :

nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100


LP 4 = Afektif : Perilaku Berkarakter
 Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik

LP 4 = Afektif : Perilaku Berkarakter
Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik


NORincian tugas kinejamemerlukan perbaikan (D)Menunjukan kemajuan (C)Memuaskan (B)
Sangat baik (A)
Tangung jawab
Kritis
Disiplin
   

 













LP 5 = Afektif : Perilaku Keterampilan Sosial

Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik

NORincian tugas kinejamemerlukan perbaikan (D)Menunjukan kemajuan (C)Memuaskan (B)
Sangat baik (A)
Tangung jawab
Kritis
Disiplin
   

 












Hari/Tanggal :

Guru/Pengamat


(…………………..)


MEDIA PEMBELAJARAN
 

Bacalah Kutipan Artikel Berikut!
Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika mengenai permukaan bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagi radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya panas akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata  tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsenterasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala mahkluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15˚C (59˚F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33˚C (59˚F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18˚C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akibatnya jumlah gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
Kenaikan suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan.misalnya naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perbedaan politik dan publik di dunia mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut. Sebagian besar Negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca

                                Kendari,  Desember 2011
Guru Pamong                                                     Mahasiswa KKP                                                              
HARLINA, S.Pd                                               A R I S
NIP  197605292007012012                             A1D1 07 105




                                     Mengetahui,
                   Kepala SMA Kartika VII-2 Kendari


                             Drs. H. NP. DAHLAN


Rabu, 06 Juni 2012

jenis-jenis puisi lama


Jenis-jenis Puisi Lama
1.    Gurindam
           Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Ciri-ciri gurindam yaitu sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat, baris pertama berisikan semacam soal, masalah,  atau perjanjian, dan baris ke dua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau persoalan pada baris pertama.
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang  ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

2.     SYAIR
        Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab, yang memiliki ciri-ciri setiap bait terdiri dari 4 baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki sampiran, setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata, bersajak a – a – a – a.

Contoh  Syair
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya m akmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)



Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa(a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
3.    PANTUN
           Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Ciri-ciri pantun yaitu setiap bait terdiri 4 baris, baris 1 dan 2 sebagai sampiran, baris 3 dan 4 merupakan isi, bersajak a – b – a – b, setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata, berasal dari Melayu (Indonesia).
Contoh Pantun
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

4.    Seloka
Seloka adalah sebuah bait yang aslinya terdapat dalam bahasa sansekerta, bait ini khususnya terdiri dari dua larik dan setiap larik terdiri dari enam belas suku kata. Ciri-cirinya yaitu ditulis embat baris memakai bentuk pantun atau syair, namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Selain itu seloka juga tergantung metrum yang dipakai, sebab setiap suku kata mempunyai kuantitas bisa panjang atau pendek.

Contoh seloka

Seseorang yang gila harta, ia tidak memiliki ikatan
Seseorang yang gila akan cinta, ia tak mengenal bahaya
Seseorang yang gila ilmu, ia tak memiliki tidur
Seseorang yang lapar, ia tak memiliki makanan


5.    Bidal
Bidal merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas, memiliki rima dan irama, sehingga digolongkan ke dalam bentuk puisi. Dalam kesustraan Melayu, bidal yang mengandung kiasan, sindiran atau pengertian tertentu ini termasuk salah satu bentuk sastra tertua. Ciri-ciri bidal yaitu bidal biasanya berupa kalimat singkat yang memiliki makna kiasan atau figurative yang bertujuan menangkis, menyanggah, dan menyindir. Pengungkapan pikiran dan perasaan demikian tidak secara langsung, tetapi dengan sindiran, ibarat, dan perbandingan.  Dalam tataran teori makna bidal sering disamakan dengan ungkapan atau pepatah. Kategori bidal yaitu:

•    Ungkapan yaitu peribahasa yang berbentuk kelompok kata. Contohnya : tebal muka artinya tidak punya malu.
•    Peribahasa yaitu bahasa kiasan atau figurative yang bisa berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian.
•    Perumpamaan adalah peribahasa yang berisi perbandingan-perbandingan, biasanya menggunakan kata-kata bak, laksana, umpama, dan bagai. Contohnya : Bagai kucing lepas senja artinya sangat senang hingga lupa pulang.
•    Tamsil yaitu seperti perumpamaan yang diikuti bagian kalimat yang menjelaskan. Contohnya : Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
•    Ibarat yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi perbandingan dengan alam.
•    Pepatah yaitu kiasan tetapi yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
Contohnya; Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua, artinya budi baik seseorang itu jangan dilupakan.
•    Pameo merupakan peribahasa ang berupa semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana.Contohnya: Gantungkan cita-citamu setinggi langit artinya agar kita tidak pesimis dan berusaha untuk mencapai cita-cita itu.

6.    Sajak
menurut H.B. Jassin sajak itu adalah suara hati penyairnya sajak lahir daripada jiwa dan perasaan tetapi sajak yang baik bukanlah hanya permainan kata semata-mata. Sajak yang baik membawa gagasan serta pemikiran yang dapat menjadi renungan masyarakat .Sedangkan Abdul Hadi W.M. menjelaskan bahwa sajak itu ditulis untuk mencari kebenaran. Katanya lagi, "dalam sajak terdapat tanggapan terhadap hidup secara batiniah".Oleh itu bagi beliau, di dalam sajak harus ada gagasan dan keyakinan penyair terhadap kehidupan, atau lebih tepat lagi, nilai kemanusiaan. Ciri-ciri sajak antara lain berasal daripada perkataan Arab “saj” yang bermaksud karangan puisi, sebagai puisi modern, bentuknyabebasdaripadapuisidansyair, pemilihan kata-kata yang indah (sesuaidenganmesejdan nada puisi).

Contoh sajak

"SebatangLisong"
penyair - penyair salon
yangbersajaktentanganggurdanrembulan
sementaraketidakadilanterjadidisampingnya
dandelapanjutakanak – kanaktanpapendidikan
termangu - mangu di kaki dewikesenian





TUGAS


SASTRA DAERAH



OLEH
AHMAD ALFIAN N.
A1D1 09 026

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

Jumat, 01 Juni 2012

berita utama

BERITA UTAMA
OLEH
AHMAD ALFIAN N.
A1D1 09 026

Siapa sangkah dalam sebuah kegiatan yang diadakan oleh Lastra (Laskar Sastra) FKIP Unhalu begitu simple, sederhana, dan meriah dimana dalam kegiatan kali ini lastra menghadirkan salah seorang penulis ternama Sultra yaitu Arham Kendari yang dalam salah satu bukunya bejudul jakarta underkomor menjadi best seller  yang terjual sampai 10 ribu exsamplar dijadikan sebagai icon dalam kegiatan ini. Kegiatan ini tepatnya diadakan di aula FKIP Unhalu yang dihadiri oleh mahasiswa PBSID pada umumnya. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Launcing Komunitas Pena Lastra yang prosesi berjalannya kegiatan diisi beberapa hiburan sastra dan musik budaya sebagai suatu ciri khusus Laskar Sastra serta dimoderatori langsung oleh Mas Jaya selaku ketua laskar sastra dibawa aba-aba Samsuddin Spd., M. Hum sebagai pendiri dan Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum. sebagai penasehat.
Menulis merupakan kegiatan yang membosankan untuk yang tidak hobi, menjenkelkan untuk yang malas, mengasikkan untuk mereka yang suka untuk menulis, kata Arham Kendari cari dalam pembicaraan lepas dengan saya pribadi sebelum naik kepanggung membawakan materinya. Arham Kendari begitu ia biasa disebut dimana nama aslinya Arham Rasyid merupakan sosok mengasikkan dan humoris itu terbukti dari materi yang dibawakannya dan isi buku yang dikarangnya.
Salah satu tolak ukur yang sangat signifikan bagi seorang penulis adalah menerbitka sebuah buku. Dengan menerbitkan buku kita mendapatkan kepuasan dan juga pengakuan khalayak, akan tetapi menerbitkan sebuah buku tidak terlepas dari kitikan-kritikan baik itu sifatnya yang membangun maupun cemohan, itu mau tidak mau sebagai konsekoensi yang harus diterima dan disikapi oleh seorang penulis. Penulis arham kendari megatakan dalam materi talk shownya bahwa menjadi penulis itu tidak susah. Dia pribadi mengawali tulisannya dari sesuatu yang tidak disengaja dimana diawali dari curhatan di situs jaring sosial yatiu Face Book yang kemudian berkembang menjadi tulisan dalam sebuah novel Jakarta Underkompor atas permiatan teman-temanya.
Dalam menulis, janganlah terpaku atau terbatasi oleh kaida-kaida normatif dan kaidah penulisan, hala-hal yang seperti inilah yang dapat menghambat penyaluran ide gagasan kita menjadi sebua tulisan yang utuh. Akan tetapi terlepas dari berbagai pernyataan diatas,yang menjadi pemasalahan yaitu tentan apaka ukuran kesuksesan seseorang karena telah berhasil menerbitkan buku semata? Dan paka kesuksesan itu bisa mendatangkan banyak materi. Diluar hal yang menyangkut materi, pasti setiap penulis selalu memiliki keingina tulisanya selalu dapat dibaca banyak orang. Buku merupakan cara terbaik untuk menyalurkan, namun itu berlaku sekian tahun yang lalu dimana belum dikenalnya dunia internet. Tetapi di zaman sekarang dengan majunya teknologi internet, sebuah tulisan dapat dengan mudahnya dibaca dalam bentuk online, blog ataupun face book.
Ada kebangaan sendiri bila sudah berhasil menerbitkan sebuah buku, tentu saja membanggakan bila seseorang penulis berhasil menerbitkan sebuah buku, kemudian bayak mendapat sambutan-sambutan baik bagi para pembacanya apalgi sampai best seller dan banyak mendatangkan materi. Pada jaman sekarang kesuksesan menjadi seorang penulis, bukan karena berhasil telah menerbitkan buku. Tapi selalu ada keinginan untuk konsisten menulis yang bermamfaat. Itulah kesuksesan seorang penulis. Masalah bisa menerbitkan buku, kemudian itu adalah kesuksesan selanjutnya. Bagi kita seorang penulis yang belum berhasil menerbitkan buku. Tetaplah menulis dan bersemangat. Bagi yang sudah sukses menerbitkan bukunya. Selamat menikmati beberhasilan anda. Tapi bukan sebuah tujuan akhir seorang penulis.
Dengan mudahnya seorang penulis dikenal. Dalam sekejap tulisan dapat dibaca banyak orang. Tanpa repot harus membeli buku, mamfaat yang langsung bisa dirasakan jadi kesuksesan penulis saat ini. Tidak semata karena hanya menerbitkan buku. Apalagi pada jaman sekarang begitu mudahnya untuk menerbitkan sebuah buku apalagi sampe berbuku-buku. Cukup sediakan modal atau buat secara berjamaah. Penerbit inde juga banyak sekarang.